Monday, June 8, 2009

Bawang putih, antara fakta dan mitos

Bawang putih telah dikenal peradaban manusia sejak lama. Sebelum dipakai sebagai bumbu seperti halnya sekarang, bawang putih lebih populer sebagai bahan obat. Konon, tumbuhan jenis umbi-umbian dengan nama latin Allium Satium ini sangat dimuliakan di masa Mesir kuno.
Bawang putih disebut sebagai Tuum, yang diambil dari kata Hattum, yaitu nama besar raja Mesir (Fir’aun) yang dihormati. Tak heran jika mereka menjadikan bawang putih sebagai makan persembahan kepada tuhan-tuhan mereka. Dan karena hal itu pula, memakan bawang putih tidak boleh dengan dikunyah, melainkan harus ditelan, sebagai bentuk penghormatan.

Di Yunani, bawang putih dijadikan sebagai makanan utama para dewa. Mereka mempersembahakan bawang putih kepada dewa Haykat yang diyakini dapat mengusir roh jahat. Bahkan mereka mengadakan lomba mempersembahkan umbi terbesar bawang putih di tempat pemujaan dewa Apollo secara berkala. Pemenangnya akan diberi hadiah serta penghargaan. Orang Yunani juga menggunakan bawang putih sebagai penangkal racun.

Sementara itu, hingga kini hidup legenda Aristhopan peninggalan Romawai yang menyebutkan bahwa bawang putih bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Orang romawi biasa mengalungkan bawang putih pada leher anak-anak mereka untuk mengusir penyakit dan kesialan serta gangguan roh jahat.

Pada saat islam datang di jazirah Arabia pada abad ke-7, Allah SWT mengisahkan tentang bani Israel yang meminta bawang putih kepada Nabi Musa, untuk mereka konsumsi. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 61 yang artinya:”Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: ’Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya’.....”

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More